Wednesday, July 18, 2012

kutipan novel Rain Affair - Clara Canceriana


Rain Affair ini karangannya mbak Clara Canceriana. ada yang udah baca? apa masih ada yang belum baca? yuk deh baca kutipan novel ini yang menurut gue pribadi sih: keyen B) 

Apa gunanya sih punya pacar, tapi rasanya masih seperti menjomblo?

Fashion is my soul.

Kadang-kadang perasaan mesti dikorbankan atas nama profesionalitas.

“Kadang egoisme seseorang bisa lebih banyak berpengaruh ...”

did you know that some relationships get broken just because they didnt trust each other?”

“yah, ketika ada orang lain yang melihat semuanya tampak baik-baik saja, nggak bakal dirasakan sama oleh orang itu sendirikan? Cuma orang itu sendiri yang tahu gimana rasa sebenernya.” 
“Iya.kan nggak semua orang bisa ngerasain apa yang kita rasa.” Lea seperti maling yang tertangkap sedang mencuri! Untunglah, tatapan Nathan sama sekali tidak terasa menyudutkannya.
“tepatnya nggak ada yang bisa ngerasain apa yang sama persisi kita rasain. Betul, kan?”
Mata bening Lea mengerjap, menatap Nathan. Ada sesuatu yang tampak dipikirkannya, entah apa. Tapi, Lea tidak langsung menjawab peryanyaan Nathan. Dia menelan ludah sambil memalingkan wajahnya dari tatapan Nathan.
“ya. Meskipun kita berkata kalau kita bisa merasakan apa yang orang rasakan. Kenyataannya semua itu bohong.”
“nggak juga.” Lea terbelalak. “Ada yang memang hanya berbasa-basi berkata demikian, ada juga yang mengalami hal serupa. Jadi dia bisa bilang merasakan perasaan yang sama. Tapi tidak persis.”

“kadang orang nggak bisa mengeluarkan apa yang dia rasa.”
          Nathan setuju. “karena itu, tidak perlu dipaksakan. Ada orang lain yang akan mengetahui perasaan yang kita simpan sendiri. Kalau dia tulus membacanya dengan hati.”

“..., tapi secuek-cueknya cowok, dia nggak mungkin nelantarin ceweknya.”

..., tidak akan ada yang pernah tahu bagaimana perasaan cinta itu mucul.

Hubungan yang dirahasiakan, lambat laun pasti akan terbongkar.

“Thanks, Le. Lo menyadarkan gue dari kebodohan.”

Tapi, bukankah menunggu adalah hal yang wajar?

“..., cinta itu sesuatu yang membahagiakan. Kalo lo justru tertekan, itu namanya bukan cinta.”

“hubungan seseorang nggak akan berjalan mulus kalo cinta itu nggak ada. Cinta itu tulus...”

“..., kita nggak akan pernah bisa memiliki sesuatu yang memang bukan untuk kita. Apa pun usaha lo, sekeras apa pun usaha lo. Just wake up, dear.

“sekarang atau nanti, apa bedanya?”

“gue lupa dengan diri sendiri,” sahut Noah. Gamang. “Udah terlalu lama gue nggak memikirkannya. Sesuatu yang menyenangkan untuk diri gue karena memang semuanya itu udah nggak bisa gue gapai. Gue bisa apa?” 

“Lea mencintai lo. Rasa cintanya terlalu besar untuk lo dan sebuah anugerah karena ada seseorang yang memiliki perasaan seperti itu,”

“Sebagai sahabat yang baik, nggak sepatutnya ada perasaan direpotkan atau ngerepotin. Yang ada kita harus selalu siap untuk membantu, baik itu lagi sedih, kek, lagi suntuk, kek, atau lagi happy kayak sekarang.” 

“untuk apa? Uang bukan segalanya, No. Apalagi untuk bantu temen sendiri.”

“perasaanku berubah, tanpa pernah bisa aku kendaliin.”

“... semua orang pernah melakukan kesalahan. Yang terpenting bukan pernyesalannya, tapi gimana lo belajar untuk nggak mengulang kesalahan yang sama.”

“intinya, cowok nggak akan berkorban sampai seperti itu kalau bukan untuk perempuan yang dia sayang.”

“..., setiap orang punya caranya sendiri unruk menunjukkan kasih sayangnya. Terkadang, dia buta dengan rasa sayang itu, hingga jalan yang dia tempuh mungkin salah. Dan, kita langsung men-judge orang itu dengan sesuatu yang buruk...”

“Nath,” panggil Lea pelan. “Lo nggak cari pacar?”
Nathan merasakan darahnya bergejolak
“emang kenapa? Gue keliatan nggak laku?”

Cinta yang dipaksakan tidak pernah memberikannya kenyamanan.

“Cowok masih banyak. Nanti gue pasti dapet yang jodohnya gue.”

“Dengan dia kamu pasti bahagia.”