Monday, June 3, 2013

apakah aku...

Aku menangis malam ini. Entah sudah berapa kali mata ini mengedip untuk menjatuhkan air mata.  Siang, sore, dan malam ini pun aku masih sedih. Tenang saja, ini bukan karena kamu sepenuhnya. Kamu nggak perlu percaya diri aku menangisimu.

Aku merenung dan pergi ke masa lalu. Yang ada dalam diriku saat itu adalah hanya aku yang ceria dan keras kepala. Bahagia tentunya.  Aku yang selalu idealis sampai mati pada prinsipku. Aku anti memohon ke teman-temanku. Aku yang tak sudi hidupku diisi dengan bergantung kepada mereka.

Tetapi...

Kemana jiwa yang kuat itu? Kemana jiwa yang bebas itu? Aku disini menjadi lemah. Air mata selalu keluar dengan mudahnya. Aku menurut seperti hewan peliharaan. Aku yang bisa gagal karena mereka. Aku yang selalu takut. Dan, aku yang tak punya pendirian.

Dan ketika aku tahu cinta yang mengubahnya. Aku hanya berlutut, menangis.  Mengapa bisa? Hal tabu yang sering aku remehkan berdampak besar pada pendirianku? Aku yang dulu mencaci maki mereka yang terhipnotis cinta, sekarang menjadi bagian darinya. Aku yang selalu mempercayai cinta hanyalah omong kosong, dan akhirnya malah seperti ini? Terpuruk mati karenanya!

Dari sebelum hidupku ternodai oleh cinta, aku benci hal itu. Sekarang, aku sudah masuk di tengah dunia cinta, aku makin membencinya.

Aku tidak terima ini semua. Aku merasa aku hanyalah orang lemah yang diam di ombak cinta. Terombang-ombang. Tak mengukir nasib sendiri. Persis seperti mereka dulu yang aku tak habis pikir dimana otaknya bisa lemah karena sebuah cinta. Hanya cinta.

Aku telah membuat ikrar antara aku dengan cinta dan Tuhan yang menjadi pendengarnya. Sepertinya, aku kalah dalam pertarungan ini. Sial.

Mengertilah, disini bukan kamu yang mengubah pendirianku. Cintalah yang mengubahnya dan menitipkan dirinya ke kamu. Jadi, buat kamu, nggak perlu membuat gravitasimu menjadi nol sehingga terbang melayang.