ni hao!
gue bingung dengan hobi baru gue yang akhir-akhir ini baru gue lakuin : ngutip kalimat bagus dinovel yang gue baca dan gue pinjem. dont know why, tapi ada beberapa kalimat yang gue terapin didunia nyata. misalnya pas gue mau jadi cool man, pasti gue berpikir dan mencoba mengingat-ingat kalimat-kalimat bagus yang pernah gue kutip hihi.
ini kutipan novel STILL... dari mbak Esti Kinasih. bagus kok. tapi sayang gue belum baca yang CEWEK!!! karena novel ini sequelnya CEWEK!!!
CEKIDOT!!!
… gunung adalah dunia yang mutlak milik cowok. Sama sekali
terlarang untuk cewek
Amarah itu mematikan hati. Dan melukai. Menutup maaf, dan
menciptakan benci.
Kemarahan akan mengeluarkan semua yang tersimpa rapat
didalam hati, bahkan pikiran
… berselingkuh sudah menjadi kodrat cowok. Sesuatu yang
alami.
Semua raja atau cowok yang punya kekuasaan di tangan, di
semua tempat, di semua masa, dan di semua peradaban, bisa mempunyai istri atau
selir yang jumlahnya bahkan bisa melebihi kapasitas stadion bola, dengan jumlah
anak bisa untuk membentuk satu peradaban tersendiri.
“… gue pingin jalan bukan Cuma sama cowok yang suka sama
gue, tapi gue juga suka sama dia…"
“… Cara berpikir cewek-cewek itu kadang malah bikin hidup
jadi ruwet."
Cinta
sejati adalah keikhlasan untuk
membiarkan orang yang dicintai bahagia. Meskipun bersama orang lain. Meskipun
diri sendiri harus hancur.
Bullshit! Omong kosong!
Siapa
sih orang yang ngomong gitu? Sok pahlawan bener! Sok berjiwa besar! Abis
ngomong begitu nggak taunya besoknya bunuh diri, lagi!
Cinta sejati yang benar ya yang begini. Seperti yang dia
lakukan sekarang ini. Mempertahankan cewek yang dia cinta, mati-matian. Dan
dengan cara apapun!
Cinta bisa ditanam kok. Bisa disemai, dipupuk, terus
diusahakan untuk tumbuh. Karena hati itu fleksibel. Tidak mutlak!
“jangan buang-buang tenaga untuk hal yang udah jelas nggak
ada gunanya,”
Tempat yang paling tenang memang justru terletak di pusaran
badai.
… cinta itu nggak bisa dipaksa. Hati nggak bisa dikekang.
“… kadang susah untuk nolak hal-hal menggiurkan yang
disodorin langsung didepan hidung.”
Perang melawan patah hati adalah perang yang tidak dapat
dimenangkan.
“tolong peluk aku. Dengan dua tangan kamu. Dengan bada kamu.
Terima aku disana. Sebentar saja. Supaya aku ikhlas melepas kamu.”
Betapa ajaibnya cinta. Dia bisa menggambarkan dengan begitu
detail, dalam banyak kata dan warna, sebuah objek yang bahkan adanya nun jauh
di batas cakrawala sana.
Sendiri… ternyata adalah kekosongan. Juga sakit dan
kehilangan. Sedih dan penyesalan. Sendiri itu juga sunyi. Sangat sunyi.
Menangis bukanlah cengeng. Menangis meredakan sakit,
meskipun tidak mengubah keadaan. Meskipun sama sekali tidak menebus kesalahan.
“semua tau macan itu liar, buas dan selamanya nggak akan
pernah berubah jadi kucing. Tapi kenapa banyak orang yang tetep nekat? Foto
bareng-bareng, bahkan dipiara. Karena keren. Karena cakep. Jadi kalo suatu saat
mereka digigit atau diterkam, ya jangan berlagak seolah-olah udah jadi korban
dong. Itu risiko yang harus mereka tanggung. Bukan salah macannya.”
“anjing juga gigit. Tapi karena mereka binatang piaraan,
lucu, manis, nurut, jadi nggak pernah dianggap berbahaya. Baru setelah
digigit…” Ditatapnya Fani dengan kedua alis terangkat.
First cut is the deepest.
Dari mana pun cinta itu dating, dari arah yang salah atau
benar, torehan pertamanya selalu jadi yang paling menyakitkan. Mungkin karena
kita membuka seluruh hati. Mungkin juga karena dia membutakan, hingga tanpa
sadar kita melepaskan semua pertahanan diri dan membayangkan versi terindah
semua fairytale yang pernah kita baca dan dengar.
“bener kamu mau tau kenapa aku nyakitin diri,” tanyanya
pelan.
“ke… napa?”
“aku cari segala macam bentuk pelarian… supaya kamu nggak
jadi sasaran!”
“aku cinta kamu. Sekarang. Mudah-mudahan sampai nanti.”