Fay hampir yakin kehidupannya akan berjalan normal seperti biasa. Namun, ia mendapat kejutan lain yang mau tak mau menyeretnya kembali ke peristiwa di Paris: ia menjadi juara lomba mengarang berbahasa Prancis dengan hadiah kursus singkat selama satu minggu di Paris!
Yakin dirinya tidak pernah mengikuti lomba yang dimaksud, tambahan lagi berita itu disampaikan oleh Institute de Paris yang merupakan kedok penculiknya tahun lalu, Fay tahu ia tidak punya pilihan lain kecuali berangkat ke Paris memenuhi panggilan Andrew.
Hari-harinya ternyata berjalan lebih berat daripada yang ia sangka. Selain mendapatkan pengawasan dari rekan Andrew bernama Philippe Klaan yang sikapnya sangat tidak bersahabat, Fay juga harus menata kembali perasaannya kepada Kent, juga Reno. Selesai melaksanakan tugas, hidup memberikan kejutan lain yang amat mengguncang Fay: pesawat yang ditumpangi kedua orangtuanya mengalami kecelakaan dan orangtuanya dikabarkan meninggal dunia. Fay harus membuat keputusan terberat dalam hidupnya: tetap di Jakarta dengan ketidakpastian akan masa depan, atau pergi ke Paris demi sebuah kepastian masa depan namun sekaligus membuatnya terpuruk sepanjang masa.
Dan ini kutipan yang menurut gue double huwaw banget. Suka banget
baca kutipan ini berulang-ulang kali.
1.
“tidak perlu mencari alasan yang masuk akal
untuk suatu keajaiban, yang lebih penting adalah akibatnya. Alasan adalah masa
lalu, sedangkan akibat adalah masa depan.”
2.
“aku sih bisa kasih seribu alasan kenapa seorang
lelaki berbohong kepada wanita...,”
3.
“... but i
love you... and will always do.”
4.
Be careful
with what you wish for.
5.
“life is
full of suprises, indeed.”
6.
Fay menggeleng. “aku harus kuliah.”
“Kata siapa itu keharusan? Semua
yang ada di dunia ini adalah pilihan.”
7.
“... hiduplah untuk setiap detiknya... bila
dalam detik ini hidup tak berpihak padamu, percayalah pada detik berikutnya
hidup akan menjadi lebih baik. Hanya dengan kondisi mental positif seperti
itulah kamu bisa lolos dari apa pun yang menantimu di depan.”
8.
“hidup adalah sebuah pilihan, dengan segala
konsekuensinya... terlalu sering seseorang menjatuhkan pilihan hidup tanpa
bersedia menerima konsekuensi atas pilihan itu. Ini jalan yang kamu pilih, dan
bila ternyata konsekuensinya menyakitkan, then
be it,”
9.
“mari kita lihat apakah kamu merupakan golongan
orang-orang lemah yang dikalahkan oleh nasib di jalan pilihan sendiri atau kamu
akan menjadi penggores nasib yang tidak terjebak dalam konsekuensi pilihan
kamu.”
10.
“..., kalau kamu tidak merasa punya kelebihan
apa pun, itu berarti kamu tidak menghargai hidupmu sendiri. Semua orang lahir
ke dunia ini dengan keunikan dan kelebihan masing-masing. Semakin kamu
menyadari di mana keunikan dan kelebihan itu, semakin besar kesempatanmu untuk
menemukan tempat di dunia ini, tempat kamu bisa berperan menggerakkan roda
kehidupan―itulah
bedanya orang-orang yang menjadi penggores nasib dengan mereka yang mengaku
menjadi korban keadaan.”
11.
... kehidupan adalah karunia yang harus dijaga.
12.
... ia percaya Tuhan Maha Adil dan tidak akan
membiarkan hamba-Nya terlantar dalam penantian tak berkesudahan.
13.
“tidak selamanya kita bisa mempertanyakan
keputusan Yang Maha Kuasa. Selalu ada maksud dari semua kejadian yang menimpa
kita, tapi kita tidak akan pernah tahu hingga yang Mahakuasa memberikan
pengetahuan itu.”